1. Persiapan-Pesiapan Berpidato
Langkah-langkah persiapan berpidato:
Merumuskan ide-ide pokok yang akan dipidatokan
Mengumpulkan bahan
1). Bacaan yang menyajikan masalah yang berhubungan dengan materi pidato,
2). Teknik-teknik dan
3). Contoh naskah pidato,
4). Istilah-istilah populer, cerita, atau humor-humor yang relevan
Mensortir materi
1). Pilihlah materi yang terbaik,
2). Pisahkan materi pokok dengan materi penunjang
3). Materi yang terlalu banyak tidak akan menghasilkan pidato yang baik
Pemahaman dan penghayatan materi
1). Mengkaji materi secara kritis
2). Meninjau kelayaka materi dengan khalayak (audien),
3). Meninjau materi yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra,
4). Menyusun sistematika materi,
5). Menguasai materi pidato berdasarkan jalan pikiran yang logis.
latihan berpidato
1). Menguasai secara utuh materi yang sudah dipersiapkan
2). Penghayatan terhadap suasana dan audien yang akan dihadapi
9
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan berpidato adalah sebagai berikut.
mengucapkan salam pembuka,misalnya “assalamualaikum”
Memperkenalkan diri
Awal;ilah pembicaraan dengan hal-hal yang sudah diketahui pendengar atau yang menjadi bahan pembicaraan hangat pada waktu itu.
Sampaikanlah materi utama yang hendak kita bicarakan. Hindarilah penyampaian materiyang sifatnya menggurui.
Tutuplah pidato dengan kesan yang baik. Ucapkanlah terima kasih kepada pihak-pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi terhadap terlaksananya pidato tersebut.
3. Mendengarkan Pidato dan Mengomentarinya
1). Sebagai sarana untuk belajar
2). Sebagai sarana hiburan
3). Sebagai sarana evaluasi
4). Menanggapi (responding).
4. Menganalisis Penggunaan Bahasa Dalam Berpidato
Contoh:
1). Kepentingan bangsa harus lebih diutamakan dong!
2). Mengapa saudara-saudara mau saja dikibulin?
Dalam kalimat tersebut ada penggunaan bahasa Indonesia yang bercampur baur dengan bahasa daerah & bahasa asing. Peristiwa tersebut dalam ilmu bahasa disebut campur kode.
Sebabnya,
1). Penyampaian pidato yang berada dalam suasana santai sehingga pembicara tidak merasa perlu untuk menggunakan bahasa
2). Pembicara tidak mengetahui padanya dalam bahasa
3). Pembicara ingin memberi kesan mentereng dihadapan para pendengarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar